Karena kita berbicara dengan icon atau ornament yang terdapat disebuah gedung atau rumah yang bertujuan untuk sebuah cirri khas penokohan. Sekarang kita membahas tentang ornament atau icon yang terdapat dihalaman sebuah benteng yang terletak di Yogyakarta. Sejak bulan mei 2015 yang lalu, sebuah ornament unik yang bentuknya sangat mudah diingat dan sangat familiar, dipasang disebuah benteng yang bernama Vredeburg, Yogyakarta. Dimana ornament atau bentuk icon gedung ini adalah sebuah kereta api kuno series D 300 lokomotif diesel, livery PJKA (kuning hijau).
kereta model - Dari segi perkereta apian Indonesia, kereta api series D300 ini livery PJKA ini, disebut dengan sebutan seperti itu. Tetapi, icon atau ornament yang terletak di depan gedung benten Vredburg ini, dijuluki dengan nama Bima Kunting 3, yang sekaligus menjadi patung cirri khas milik gerdung benteng tersebut.
Sejarah

Selain dari lokomotif diesel D300 yang dipasang sebagai bentuk ornament atau icon dari gedung benteng Vredburg ini. Masih terdapat 2 lokomotif lainnya, diantaranya adalah D300 (bima kunting 1) yang terletak di taman lalu lintas Bandung dan satu unit lokomotif D300 yang lainnya (bima kunting ke 2) diletakkan dimuseum kereta api ambarawa, Jawa Barat.
Untuk penamaan dari lokomotif D300 series PJKA yang menjadi Bima kunting ini, dijuluki oleh sultan Hamengkubuwono IX yang di ambil dari tokoh cerita perwayangan (raden setyaki) alias bimo kunting. Pengambilan nama bimo kunting ini, sengaja di pakai karena memiliki karakter seorang pendekar bertubuh kecil yang memiliki kekuatan sangat kuat. Memang pada masa itu, lokomotif D300 series PJKA (bimo kunting3 ) yang mampu berlari dengan kecepatan 45 km/jam dengan daya kekuatan yang sangat besar. Sehingga, pada masa itu lokomotif D300 bimo kunting 3 dioperasikan sebagai lokomotif pelangsir yang bertempat di balai yasa karya kereta api Yogyakarta. Bisa dikatakan, bahwa lokomotif D300 (bimo kunting 3) ini hanya dioperasikan sebagai pemindah lokomotif atau pemindah gerbong penumpang yang akan beroperasi.
Sekitar pada tahun 1980 hingga 1990-an ini, lokomotif D 300 mulai terbengkalai dan jarang dipergunakan lagi, mengingat keterbatasannya suku cadang kereta api dan kalah telak dengan lokomotif-lokomotif diesel general elektrik (CC 201 dan CC 203) pada masa kejayaannya. Bahkan keberadaan lokomotif D300 ini sendiri hampir tidak terlihat dan tidak terurus karena tertimbun rumput serta lumut yang berada di balai yasa karya kereta api Yogyakarta.
Awal perakitan D300 di tahun 2007
Pada tahun 2007 silam, pencarian lokomotif D300 mulai dilakukan, dengan menyusuri beberapa balai kereta api yang bertempat dipulau jawa. Setelah kedua lokomotif D300 ditemukan, proyek besar-besaran untuk memodifikasi lokomotif tersebut mulai dilakukan pada tahun 2011 silam, dengan menggabungkan beberapa komponen dan peralatan lokomotif D300 yang sudah mulai hialng. Bagian-bagian yang hilang pada kedua lokomotif D300 ini, mulai didesign dan ditata ulang sekitar pada tahun 2014 yang lalu, dimana bagian lokomotif D300 sudah tidak terwujud lagi. Sehingga, pada tahun tersebut lokomotif D300 sudah mulai di cat, dirapikan, dan dibenahi layaknya lokomotif D300 yang baru. Dengan pengambilan beberapa data lokomotif D300 yang masih tersimpan di museum kereta api Ambarawa.
Tepat pada tanggal 29 januari 2015, proyek untuk memodifikasi lokomotif D300 telah selesai dan langsung dikirimkan ke gedung benteng Verdburg yang bertempat di Yogyakarta. Waktu pengiriman lokomotif D300 bima kunting ini, juga dilakukan pada malam hari, guna untuk menghindari adanya kemacetan saat truck container dalam perjalan.
Pada awal kedatangan lokomotif D300 di lokasi gedung benteng Verdburg Yogyakarta, lokomotif D300 masih belum bisa dilihat secara umum. Karena masih terbungkus tirai dan terpal penutup kereta api. Tujuan dari penempatan lokomotif D300 series PJKA ini, adalah untuk menarik perhatian para pengunjung yang sedang berwisata di kota Yogyakarta, tepatnya di area wisata malioboro.
Masa kejayaan lokomotif D300 (bima kunting)
Lokomotif legendaries milik PJKA ini, adalah sebuah perkembangan kereta api yang dibuat oleh perusahaan kereta api pada masa itu. Bisa dikatakan, bahwa lokomotif D300 adalah bentuk hasil perkembangan anak bangsa yang telah membanggakan beberapa hasil transportasi pada masa itu. Sehingga, dari sinilah setiap perkembangan perkereta apian yang ada di Indonesia, belajar dari lokomotif D300 yang sangat membuahkan hasil. Seperti pengembangan lokomotif CC 203 yang menjadi lokomotif CC 204, dan lokomotif CC 203 yang dibuat dari hasil pengembangan lokomotif CC 201.
Cikal bakal adanya system pengembangan media transportasi kereta api yang ada di Indonesia, adalah system pengembangan yang diambil dari beberapa pengalaman pembuatan lokomotif D300. Hingga saat ini, lokomotif D300 dinobatkan sebagai cagar budaya warisan perkereta apian transportasi Indonesia, dan sekaligus menjadi alasan utama mengapa lokomotif D300 dijadikan sebagai monument atau icon gedung benteng Verdburg yang terletak di kota Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar