Tozai Line Kembali Didinaskan Oleh Pemkot Sendai

miniatur kereta api - Setelah terjadinya tsunami yang melanda kota Fukushima pada tahun 2011 lalu, kota sendai kembali mengoperasikan jalur kereta api metronya pada desember pekan lalu. Pembukaan jalur metro line ini, genap berusia 4 tahun setelah sekian lama diberhentikan. Pada saat itu, bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di kota tersebut, mengakibatkan beberapa infrastuktur perjalanan kereta api mulai terhanmbat dan tidak bisa dioperasikan. Tetapi, setelah adanya pembangunan infrastuktur yang memadai, jalur kereta metro line ini kembali bisa di operasikan.

Lokasi pembangunan infrastuktur akibat bencana alam ini, berada di rute Tozai Line yang berjarak 13,9 km. dimana rute ini menghubungkan ke Arai timur distrik wakabayasi, dimana area ini adalah lokasi terjadinya gempa dan tsunami yang terjadi pada 2011 yang lalu. Lokasi lain yang terlindas gempa dan tsunami ini, juga terjadi di kota sendai dan yogiyama dobutsu yang terletak tidak jauh dari sebelah distrik barat taihoku.

kereta model - Gauge kereta api yang digunakan di area tersebut, menggunakan double gauge. Dimana gauge yang pertama adalah dengan lebar 1.435 mm (gauge standart). Dimana kereta api metro line menggunakan sumber tenaga listrik LAA 1500 volt DC dengan pelayanan 13 unit stasiun. Sedangkan gauge yang kedua, menggunakan lebar spoor 1067, yang beropersai dilintas utama termasuk Interchange dan Namboku line. Untuk kereta api shindkansen juga dioperasikan di arean stasiun sendai dengan jumlah penumpang maksimal 80.000 orang dengan perjalanan sekitar 26 menit.

Jalur yang akan dipakai diarea perlintasa tersebut, akan menggunakan rel kereta api series KRL 2000, dimana rel tersebut adalah buatan dari Kinki Sharyo dengan model 4 kereta dalam satu set. Untuk area tozai line ini, akan menampung kereta line sebanyak 15 unit trainset dengan tempat perawatan di lokasi balai yasa aria.

Jalur yang dipakai untuk aktifitas kereta metro line ini, ditujukan untuk beberapa penumpang yang berada di lokasi pemukiman. Sekitar 20.000 jiwa yang bertempat di lokasi tersebut. Dalam hal ini, para penduduk yang tinggal di lokasi pemukiman, adalah sebagian besar penduduk pindahan yang tertimpa gempa serta tsunami pada tahun 2011 yang lalu. Selain itu, para penduduk yang tinggal di kawasan pemukiman ini, bertujuan untuk menghindari lokasi rawan tsunami yang terletak di bagian pesisir pantai pasifik.