Perbedaan dari kereta LRT, Kereta KRL, dan Kereta MRT

miniatur kereta api - Dari sebagian besar pencinta kereta api model dan miniatur kereta api, pasti mulai kebingungan ketika menghadapi beberapa istilah kereta listrik yang ada di Indonesia. Banyak yang beranggapan, bahwa jenis kereta api listrik yang mulai berdinas sejak tahun 2000-an, memiliki kriteria serta penamaan yang sama. Entah itu dari segi teknis, penomoran, dan segi spesifikasi. Asusmsi yang saya katakan ini, berdasarkan dari hasil survey para pemain kereta api, saat berada didalam pameran.

Kalau untuk jenis kereta diesel, pastinya sudah tidak asing lagi bagi para pencinta kereta model dan miniatur kereta api. Karena jenis kereta api bertenaga diesel ini, sudah ada sejak kemerdekaan Indonesia, sekitar pada tahun 1947 silam dengan bentuk kereta api tenaga diesel diesel CC 200. Selain itu, kedinasan kereta api bertenaga diesel jauh lebih sering di operasikan disemua penjuru dan disemua rute perjalanan kereta api dibandingkan kereta LRT, KRD, dan Commuter. Mulai dari wilayah pulau sumatera, hingga ke pulau jawa. Untuk itu, simak beberapa pengertian dari Kereta LRT, KRL, dan MRT di bawah ini.

kereta model - LRT atau yang sering disebut dengan Light Rail Transit adalah jenis transportasi kereta api publik yang penggunaanya hanya dibagian-bagian tertentu. Biasanya, area operasional kereta LRT ini lebih mengarah ke bagian dataran rata, bukan yang bertebing atau berbukit. Sejauh yang saya tau, kereta LRT tidak akan mempu beroperasi di lokasi dataran tinggi, karena tidak memiliki beban daya tarik yang sekuat kereta diesel. Itulah mengapa kereta LRT lebih sering dioperasikan di lokasi-lokasi dataran rata dibandingkan dengan lokasi dataran tinggi.

Selain itu, kereta LRT adalah jenis kereta api yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti Bus, Mikrolet, gojek, dan angkutan umum lainnya, hanya saja dioperasikan di atas rel kereta api. Sehingga, kereta LRT akan lebih sering melayani para pekerja kantor atau para pegawai di pagi hari, dibandingkan dengan para penumpang kereta jarak jauh (pemudik).

Dari segi kegunaan, pasti sudah bisa memahaminya bukan, sekarang kita masuk ke bagian perbedaan segi spesifikasinya.

Jika dilihat dari semua bentuk kereta LRT, MRT dan KRL, memang memiliki bentuk dan jenis pengecatan yang hampir mirip dari semua jenis kereta. Dan juga, kereta KRL, LRT dan MRT ini menggunakan sumber tenaga listrik untuk bahan penggerak kereta tersebut, bisa dikatakan sebagai pengganti solar. Selaiin itu, gauge yang digunakan untuk kereta LRT, MRT, dan KRL ini menggunakan jenis gauge kereta jepang yang hanya mencapai 1067 milimeter. Dimana gauge ini adalah ukuran gauge yang berbeda dari gauge kereta api standart di dunia. Sehingga bisa dikatakan bahwa kereta LRT, MRT dan KRL ini memiliki spesifikasi yang hampir mirip kesemua tipe. Tetapi, yang menjadi perbedaan dari ketiga jenis kereta commuter ini adalah pada bagian jumlah angkutan penumpang yang mampu di bawa.

Menurut data statistic perkereta apian Indonesia, kereta LRT memiliki daya tampung yang lebih sedikit dibandingkan dengan kereta lainnya. Karena setiap rangkaian hanya mampu membawa sekitar 628 penumpang dalam satu rangkaian (3 unit dalam satu rangkaian). Sedangkan untuk kereta KRL, masih mampu menampung beban penumpang sekitar 1.950 orang, dengan susunan rangkaian mencapai 8 sampai 10 unit gerbong. Tetapi persamaannya masih tetap pada sumber bahan bakar tenaga yang digunakannya, yaitu tenaga listrik.

Kesimpulannya, perbedaan dari kereta LRT, KRL dan MRT ini terletak pada jumlah kuantitas daya angkut penumpang yang mampu dibawanya. Untuk segi spesifikasinya, pasti anda sudah faham. Karena tenaga yang lebih besar, terdapat pada jenis rangkaian kereta MRT atau KRL.