Sebulan yang lalu, kita sempat di hebohkan dengan kritikan fahri hamzah yang mengungkit masalah LRV dan LRT yang ada di Jakarta, Palembang, ataupun di wilayah jabodetabek. Dalam hal ini, bapak dokterandes mister fahri hamzah mengatakan bahwa mengapa tiang penyangga area perlintasan LRV dan LRT harus tinggi, apakah tidak bisa diakalin dengan menggunakan fasilitas bawah tanah?. Selain itu, pemikiran ini juga menjadi perdebatan di kalangan pencinta kereta model dan miniatur kereta api yang saling berkomentar di forum-forum Indonesia. Coba kita bahas satu-satu ya…
Pada dasarnya, mengapa area perlintasan jalur kereta layang LRT ini dibuat tinggi untuk wilayah jabodetabek, adalah sebuah pemikiran yang salah. Karena, tidak semua area perlintasan jalur kereta layang LRT ini dibuat dengan sangat tinggi, karena ada juga perlintasan jalur layang yang sejajar dengan tanah. Sedangkan jika kita terlusuri area pertanahan yang ada di jabodetabek, area tanah tersebut tidak begitu rata dan sangat tidak sesuai jika jalur layang tersebut harus menyesuaikan pertanahanya. Sehingga, ketika medan pertanahan pada posisi curam, maka tiang penyangga dibuat menjadi tinggi, sedangkan jika posisi tanah sudah membukit, maka tiang penyangga dibuat menjadi pendek. Begitupun seterusnya, dan berlaku di area-area Palembang ataupun Jakarta kota.
Selain posisi tinggi atau tidaknya tiang penyangga area perlintasan kereta LRT ini menyesuaikan kontur tanah,masih ada perlintasan kereta jalur layang yang dibuat hampir menyatu dengan tanah, seperti perkereta apian luar negeri. Rancangan seperti ini, sering disebut dengan rancangan perlintasan sebuah traim atau selaras dengan jalan raya.
Dal hal ini, jalur traim harus dalam posisi terhindar dari kemacetan, atau minim pengguna kendaraan bermotor, seperti di jepang, eropa, dan masih banyak lagi. Tetapi, apabila area perlintasan kereta api di wilayah jabodetabek menggunakan perlintasan sejajar dengan jalan raya, akan besar kemungkinanya area transportasi dikota tersebut mengalami penambahan kemacetan. Karena semua kendaraan berkumpul mejadi satu. Selain itu, system kelistrikan yang digunakan di area jabodetabek, menggunakan listrik dan bawah, sehingga sangat tidak mungkin jika di gunakan di area perlintasan yang sangat padat.
Setelah kritikan tentang tiang LRT yang dibahas oleh bapak fahri hamzah, pada bulan berikutnya beliau mengusulkan untuk membuat area perlintasan kereta LRT di bawah tanah. Sebenarnya sih bisa, tetapi demi menghemat tenaga dan biaya yang akan dikeluarkan oleh bapak presiden, jalur layang untuk kereta LRT sangatlah efektif untuk menghindari setiap kemacetan di kota jabodetabek. Selain itu, untuk jalur bawah tanah ini sendiri tidaklah cocok untuk kereta LRT yang berkategori ringan, dan akan lebih cocok jika di gunakan untuk kereta api berkategori berat, seperti lokomotif Diesel dan kereta KRL.
kereta model, miniatur kereta api, jual kereta api miniatur, toko kereta model, toko kereta api miniatur, miniatur kereta api murah, jual kereta model murah, kereta model malang, miniatur kereta api lembang, miniatur kereta api murah, jual kereta model murah, jual kereta model malang, kereta model skala ho, kereta model skala 1/80
0 komentar:
Posting Komentar